SARA. Biasanya di tiap
tulisan selalu diberi keterangan agar isi tulisannya tak mengandung SARA. Tapi,
untuk tulisan saya sekarang akan ada unsur SARA karena memang saya akan
membahas mengenai itu. SARA kepanjangan dari suku, agama, ras, dan antar
golongan. Bener ga yah kepanjangan dari itu?. Soalnya itu yang saya tahu.
Kenapa di tiap tulisan selalu menyebut agar isi tulisan tak mengandung SARA yah?.
Apa karena SARA ini adalah suatu yang sangat sensitive untuk jadi topik
pembicaraan?. Entahlah. Menurut saya sendiri dengan adanya SARA kita belajar.
Belajar saling menghargai, belajar saling tolenransi, belajar saling
menghormati. Untuk yang belum melakukan itu, yah namanya juga hidup itu
belajar. Lambat laun jika kita mau pasti akan bisa melakukan hal-hal yang telah
sebelumnya saya sebutkan.
SARA (suku, agama, ras
dan antar golongan)
SUKU. Di biodata atau
di curriculum vitae biasanya mencantumkan hal tersebut. Kita tahu lah Indonesia
adalah Negara yang penuh keragaman suku. Kita harus bangga dengan hal tersebut.
Perbedaan adalah sesuatu yang membuat indah dunia. Tak mungkin pelangi indah
jika hanya terdiri dari satu warna. Kita juga ga akan belajar kalo cuma ada
satu suku di dunia. Namun, yang dipermasalahkan adalah bagaimana menyikapi semua
perbedaan itu. Menurut saya, kebanyakan orang biasanya mengkhusus-umumkan
sesuatu misalnya ada orang sunda yang bertabiat jelek dan menganggap jelek
semua orang sunda. Kan tidak selalu se-suku dan punya tabiat yang sama. Masih
ada faktor lain yang mempengaruhi itu. Jadi menurut saya berita-berita tentang
adanya konflik antar suku harusnya membuat kita khususnya saya sendiri untuk
lebih belajar mengahargai, menghormati dan menerima perbedaan itu. Meskipun
sulit kenyataannya.
AGAMA. Di Undang-Undang
Dasar 1945, dikatakan bahwa Negara mengakui perbedaan agama yang ada di
Indonesia. Tercatat bahwa Indonesia adalah Negara dengan keragaman agama yang
cukup banyak dibandingkan dengan Negara lain, meskipun tetap mayoritas islam
sebagai agama terbanyak yang dianut oleh warga Indonesia. Tapi, perbedaan itu
harusnya menjadi suatu keunikan kan?. Saya sendiri tidak anti untuk tetap
berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda keyakinan. Dari situ ada sesuatu
yang bisa dipelajari. Inti dari tiap agama menurut saya sama. Tidak boleh
melakukan sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
RAS. Sama seperti dua
hal sebelumnya, bahwa Indonesia adalah memilik banyak keragaman yang ada
didalamnya. Indonesia ditinggali oleh banyak ras dari banyak Negara. Dan itu
membuat unik Indonesia. Kita bisa mengetahui kebiasaan, bahasa, atau peragai
tiap orang yang meiliki ras yang berbeda-beda. Ini adalah kesempatan yang baik
untuk belajar menurut saya.
ANTAR GOLONGAN. Kadang kala
golongan itu akan diutamakan daripada kepentingan pribadi sehingga ketika suatu
golongan merasa dijelekkan, maka akan banyak pribadi dari anggota golongan yang
merasa tersinggung sehingga timbulah suatu perpecahan. Untuk mengatasi itu,
baiknya saya sebagai pribadi, saya akan mencoba melihat hal tersebut dari
berbagai sudut pandang. Tidak underestimate,
hehe keren yah bahasanya. Kembali lagi bawasannya tiap individu memiliki
kekhasannya masing-masing. Akan indah jika kekhasan itu membaur menjadi satu
dan tak bisa dipisahkan satu sama lain, karena pada dasarnya kita saling
membutuhkan bukan?
Jadi, isi tulisan
tentang SARA akan menjadi bermakna manakala isi tulisan membuat kita sadar
bahwa perbedaan itu harus menjadi daya tarik pemersatu. Bukan menjadi pemecah
yang nyata.
Yang saya tahu tentang
psikologis, manusia cenderung baik dalam memberi saran untuk orang lain
daripada untuk diri sendiri sehingga saya perlu saran yang membangun untuk saya
sendiri karena saya juga sedang dalam proses belajar.
Terimakasih telah
membaca, semoga bermanfaat :3