Selasa, 08 Februari 2022

K E L U A R G A part 4

Setelah memposting Perjalanan Panjang dan membaca ulang K E L U A R G A part 1-3 ternyata apa yang kuceritakan berputar dipermasalahan yang sama yah.


Sepertinya PENERIMAAN DIRI ku perlu ditinggkatkan.


Menerima apa yang menjadi takdirku

Menerima apa yang menjadi masalahku

Menerima apa yang menjadi jalan hidupku


Berbicara gampang memang.. namun nyatanya aku masih di zona yang sama..


Aku harus apa ??

Senin, 07 Februari 2022

Perjalanan Panjang

Dua hari lalu, aku mengikuti kelas bahasa inggris dengan teman-temen guru bahasa inggris


”hello everyone, let me introduce my self, my name Kiki. I am twenty nine years old. I am merried buti dont have children yet. I am a mathematic teacher and my hobby is planting. Thank you for your attention, see you”


Hanya itu..


Kulihat percakan guru lain panjang. Menceritakan anaknya dari mulai nama, umur dan kondisinya saat ini.


Menurutku, 5 tahun menikah memang sebuah perjalanan panjang. Jika setelah menikah aku langsung hamil, kemungkinan anakku sudah masuk Taman Kanak-kanak. Namun, itu hanya pengandaian. Saat ini, aku masih berjuang berdua dengan suamu. Mencari 2 gari biru yang sering diposting pasutri..


Kalo egois memikirkan diri sendiri, pasti rasanya masalah hidup terberat aku saja yang menjalani. Kenapa orang lain bahagia saja sedangkan aku tidak. Kalo aku egois ya..


Tapi...

Dengan pengalaman 5 tahun ini aku paham, bahwa Tuhan memilihku menjalani ini karena Tuhan percaya aku mampu menjalaninya. Tuhan tau aku dan suamiku tentunya akan terus berusaha. 


Setiap keluarga memang ada ujiannya masing-masing.


Ada keluarga seperti kami (aku dan suami) yang menanti buah hati

Ada keluarga lengkap sudah punya buah hati tapi ekonomi menepi

Ada keluarga yang cepat punya buah hati tapi cepat retak oleh perceraian pasutri

Ada juga keluarga kecil bahagia namun terus dirongrong oleh ibu mertua atau sodara yang tiada habisnya

Ada juga yang mungkin sudah berumur bahkan belum mendapatkan pujaan hatinya


Semua ada ujiannya masing-masing


Saat ini, yang kurasa, sebenarnya : ibu bapak mertuaku atau bahkan ibu bapak kandungku sebenarnya terus mendoakan yang terbaik untuk kami (yang jelas pasti doanya supaya cepat dapat buah hati)


Kenyataannya mungkin saja ucapan ucapan dulu ada yang terkabul lebih dulu contohnya


Ibu mertuaku pernah bilang ke anaknya (suamiku) agar aku tak hamil dulu karena kakanya (iparku) sedang hamil. Katanya ibu biar tunggu anak kakanya gede dulu... entah apa maksudnya mungkin biar ga repot mengasuh cucunya...


Nenekku juga pernah mendoakan agar kami bisa punya rumah dulu.. entahlah yang jelas sekarang kami masih belum punya rumah sendiri.


Atau mungkin ucapan suamiku dan ucapanku yang secara tidak langsung tertuju pada keinginan untuk tidak cepat punya buah hati.. waallahhu alam


Yang jelas disini kuhanya ingin memberitahu orang orang disekitarku untuk tidak selalu memberikan banyak saran aneh yang ”mungkin” tujuannya membantu tapi tidak mensupport secara mental


Contoh:

Saat kami promil ke dokter, kaka iparku bilang ke adiknya (suamiku). Coba minum ini, coba minum itu temen teteh juga berhasil daripada ke dokter mahal. Memberi saran kan yah, namun mematahkan semangat melanjutkan promil.


Belum lagi saran saran lain yang bisa saja kami coba, tapi tak ada panduan lanjutannya setelah itu.


Saat ini, aku pasrah. Tetap berusaha dan berdoa tapi tidak berharap kepada selain Tuhan.


Dan yang paling penting aku tetap menjaga mentalku, tidak bertanya soal anak kepada orang orang yang kutahu akan bertanya balik. Kadang teman yang baik bukanlah yang ingin tahu masalah kita, cukup ada saat diperlukan, cukup ada saat dibutuhkan.


To be continue...