Minggu, 24 April 2016

Hijra bingung

Sudah seminggu hijra sakit.
Bukan hatinya yang sakit. Bukan badannya yang sakit. Tapi mata hijra yang sakit. Entah mengapa seminggu ini hijra bingung. Matanya merah sembab tak kuat menahan tetesan air mata yang keluar.  Hijra bingung kenapa air matanya cepat sekali menetes. Hijra bingung bagaimana membuat air matanya berhenti mengalir. Hijra bingung bagaimana membuat air matanya berhenti menetes. Hijra bingung. Tak adakah seseorang yang bisa membantunya memberhentikan air matanya. Kata dokter, air mata yang keluar itu mengalirkan racun yang ada di tubuh. Mungkinkah tubuh hijra sangat beracun sehingga air matanya tak berhenti menetes.

Hijra bingung. Bantulah hijra. Bantu hijra untuk membuat air mata hijra berhenti. Agar sakit mata hijra bisa sembuh. Agar hijra bisa terlihat segar kembali.

Hijra butuh bantuan.
Hijra sedang bingung.

Sabtu, 23 April 2016

Hijra dilema

Suatu hari hijra menonton acara lawak di televisi. Dia begitu menyukai acara lawak tersebut sampai tertawa terbahak-bahak, bahkan air mata hijra menetes akibat tertawanya itu. Akhirnya hijra mencari video ulangan acara lawak tersebut di youtube dan mendonwloadnya.
Hampir setiap waktu luang menonton acara lawak tersebut. Namun, lamalama hijra bosan dan tak tertawa seperti pertama kali saat menonton video lawak tersebut.

Hijra dilema

Kenapa saat menonton acara lawak tersebut berkalikali hijra cepat bosan dan tak tertawa lagi untuk ke sekian kalinya, tetapi hijra selalu menangis jika mengingat hal sedih?

Hijra dilema

Hijra sangat dilema

Hijra selalu sedih dan menangis jika mengingat hal yang mengganggu pikirannya

Hijra sedih dan dilema

Senin, 18 April 2016

MATEMATIKA

Satu kata penuh makna.
Sulit diungkapkan. Kadang tak ada maksud yg jelas.
Kadang tak bisa dimengerti.
Kadang membuat penasaran.
Kadang mengepulkan asap antah berantah.
Kata yg sangat bermakna.
Masihkan berkembang dunia tanpanya?
Masihkan ada teknologi tanpanya?
Tak berkata namun ingin dimengerti.
Tak terbayang namun harus dibayangkan.
Masihkah tak perlu dengan ini?

Jumat, 08 April 2016

Dont jugde the book by this cover

Please ya...
Dont judge the book by this cover
Penting banget nih
Soalnya kealamin sama gw

Ini udah pake gw nih ya.. artinya udah sebel banget nih.. hanya untuk postingan ini ya pake kata gw nya..

Dari hari pertama gw pulang kampung ga ada yg ngira gw udah kerja. Semuanya ngira gw anak sekolahan yg baru kelar ujian nasional. Ampun dah ya.. salah gw gitu klo muka gw muda.

Kejadian yg bikin ngakak banget nih ya. Pas lagi ke pasar sama mamah niat mau beli batik buat dipake ngajar. Sekalian beli baju buat temen yg ada di bogor. Biasalah ya klo dateng ke kios baju ditawartawarin gitu kan ya..

"Ayo neng ayo masuk dulu aja liat liat dulu aja"abang-abangnya teriak
Saya masuk aja ke kiosnya sama mamah

"Nyari apa neng? baju kaya gimana yg dimau?"

"Nyari batik teh"kata mamah

"Buat siapa?"

"Ini buat si neng nih"

"Buat perpisahan sekolah ya? Ada nih neng buat sekolahan mah, SMA mana neng?"

Gw ngakak ketawa dalam hati plus kesel beud dengernya haha sudahlah

"Iya buat perpisahan"kata gw sambil nyengir

Akhirnya gw ga jadi beli dan nyari toko lain

Masuklah ke toko lain kenalan mamah. Disana sering banget mamah cerita soal gw yg ngajar dll

"Mau baju gmn neng? Buat ngajar ya, ngajar TK kan ya"

Lagilagi ngakak dalam hati

"Saya ngajar SMK mba. Saya udah kelar kuliah S1 mba"

Mbanya diem tak ada kata sama sekali. Mbanya seakan ga percaya dan gatau harus ngomong apa.

Sampe situ heran banget dan tandatanya masih banyak nempel di kepala gw

Kenapa sih orang orang liat muka gw selalu mikir gw masih kecil? Apa yang salah dengan muka gw? Heloooooow plis ya.. dont jugde the book by this cover. Muka gw emang imut imut kali yaa....

Kamis, 07 April 2016

Andai......

Hujan tak pernah tau dimana dia akan jatuh
Sama seperti aku yang tidak pernah tau akan berjumpa denganmu
Angin tak pernah tau kemana dia akan berhembus
Sama seperti aku yang tak tau kenapa masih mau bersamamu
Air tak pernah tau darimana dia berasal
Sama seperti aku awalnya. Dan harus berubah pada akhirnya
Di rumah
Bersama mamah apa dan keluarga kecil yang bahagia

Aku bagai air hujan yang terbawa hembusan angin
Masih mencari dimana tempat aku akan jatuh mengalir menyejukkan tempatku nantinya

Aku masih menanti
Menanti yang belum pasti
Dimana aku akan jatuh nantinya
Menunggu waktu
Menghitung hari
Dan menyepi

Berharap waktu yang tepat tiba dikeadaanku yang telah siap
Bukan menjadi stranger
Tapi menjadi aku
Aku yang telah utuh
Ditempat yang seharusnya aku jatuh

Menerima kenyataan
Seperti hujan yang tak pernah mengeluh kapan dan dimana dia jatuh

terinspirasi dari novel mba Mutia Prawitasari -Teman Imaji-

Senin, 04 April 2016

Hijrahnya Hijri - part 2

Ekspektasi Hijri

Hijri bingung akan dirinya
Yang mana yang harus dia ikuti
Teman-temannya berkhimar
Namun tak sedikit yang terbuka pakaiannya
Hijri mencoba mengamati
Bibir Hijri kelu tak bisa berkata
Hanya diam yang bisa dia kerjakan
Hasil pengamatannya tak ada yang lebih baik
Tapi juga tak buruk
Semakin jauh Hijri mencoba mengamati
Semakin banyak sisi gelap muncul yang tak Hijri sukai
Hijri tampak merenung
Tak ada penampilan sempurna yang Hijri anggap baik
Penampilan luar kadang menipu
Jujur
Poin penting yang Hijri dapat dari sini
Terbuka tak berarti sesat
Berkhimar tak berarti alim
Sekali lagi Hijri bicara pada dirinya
Penampilan luar kadang menipu
Dan jujur pada diri sendiri itu yang paling penting
Lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan
Jauhi yang terburuk yang memang harus dijauhi
Setiap hari menjadi lebih baik – itu lebih baik
Daripada hari ini baik – besok terpuruk buruk

Titik