Kok rasanya aku ketinggalan jaman ya?
Kuliah di luar kota kelahiran menjadikan wawasanku berkembang sedemikian
pesat, sehingga aku merasa ketinggalan jaman -__-
Yah, mungkin resiko ya, tinggal di kota kecil yang sejuk di bawah kaki gunung
ciremai. Kehidupan yang damai tentram dengan berbagai tradisi yang masih sangat
kental membuat perkembangan jaman waktu aku kecil tidak terlalu diserap para
orang tua.
Buktinya, aku yang umurnya 20 tahun, setara dan sama dengan seorang anak
kota sebut saja contohnya anak Jakarta, rasanya begitu banyak perbedaan.
Aku sewaktu kecil, kata si mamah sih aku jago meliuk-likukan tubuhku.
Namun, keterampilan yang kupunya tak terlalu berkembang. Bahkan berhenti begitu
saja karena orang tuaku dulu tak terlalu mengerti harus menyalurkan hobi dan
keterampilanku kemana, atau bagaimana harusnya.
Tak bisa disalahkan sih, itulah perbedaan kehidupanku dulu di sebuah
kota kecil dan teman sebayaku yang di kota besar. Bisa dilihat bahwa di kota
yang sudah maju pesat dengan perkembangan jaman, banyak sanggar keterampilan
seni atau apapun itu namanya yang menampung para bibit-bibit muda yang
berpotensi untuk bisa maju. Jika dulu di kotaku ada sanggar tersebut, mungkin
aku jadi atlet lompat indah, pebalet, pelatih senam atau apalah itu yang
berkaitan dengan keterampilan seni keindahan gerak tubuh. Tapi, itu bukan
jalanku nampaknya. Yasudahlah, itu dulu. Sekarang aku yakin punya kemampuan
lain yang bisa aku kembangkan.
Aku yang dari kota kecil, dengan wawasan seadanya yang kupunya sekarang.
Aku pergi ke perantauan dengan banyak pertanyaan yang jawabannya kuharap akan
kudapatkan ditempatku mencari ilmu dan kehidupan itu. Kadang keinginanku dan
pertanyaan-pertanyaanku sangat ekstrem sehingga akan membuatku mencoba
“sesuatu” yang menurutku menarik tapi tak pantas aku tahu. Begitulah yang aku
lihat di kota perantauanku. Untungnya, aku adalah seorang analisis yang akan memikirkan
semua yang kuperbuat terlebih dahulu. Jika itu menurutku baik aku lakukan tentu
aku lakukan. Namun, tetap saja aku merasa ketinggalan jaman.
Tak hanya mengenai wawasan tentang kehidupan. Tentang agama yang ku anut
selama 20 tahun saja aku tak begitu mengetahuinya. Di kota perantauanku
sekarang aku sedikit demi sedikit membuka kedalaman agamaku. Ternyata semua
yang kuanggap baik tak selamanya baik untukku. Yang baik adalah yang sesuai
dengan apa yang diperintahkan Allah SWT dan sesuai Al-Quran kitab suci yang
selama ini hanya kupunya. Tak pernah aku baca. Kadang ketertinggalan jaman yang
kurasa semakin membuatku begitu ingin tahu. Mengenai agama saja aku baru banyak
tahu sekarang ini. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Aku rasa
aku masih bisa memperbaiki semuanya. Memperbaiki ketertinggalan jamanku saat
ini.
Toh, jika melihat kembali ke kota kecil di kaki gunung ciremai tepatnya
di rumahku sendiri. Mamahku saja tak tahu apa facebook, apa laptop, apa email.
Mungkin aku lebih baik dari mereka. Tapi, di kota besar tempatku merantau apa
yang kutahu hanya setitik tinta hijau di sekelilingnya banyak tinta hitam yang
lebih jelas dan lebih terlihat daripada yang kupunya. Entahlah. Yang jelas aku
memandang aku sekarang sedang belajar. Tidak salah kalau aku belum tahu.
Semakin aku tidak tahu, semakin aku ingin belajar dan semakin aku mencari tahu
apa yang aku tak tahu. Aku harap apa yang kulakukan tetap dijalan yang benar.
Sesuai ketentuan yang telah dicatatkan di kitab suciku Al-Quran yang sekarang
lebih sering aku baca. Ku harap Allah SWT akan mengampuni dosaku dulu akibat
ketidaktahuanku tersebut. Allah SWT maha tahu aku yakin itu, Dia akan
senantiasa membantuku memperbaiki semua kesalahan akibat ketidaktahuanku itu.
Semoga.
Semakin mendalami “ketertinggalan jaman”-ku ini. Aku bertekat kuat dalam
hati memperbaiki semuaanya mulai dari sekarang setelah aku tahu bahwa aku
ketinggalan jaman. Adikku yang masih di kaki gunung ciremai dengan segala
tradisi dan mitosnya akan sama merasakan ketertinggalan jamanku seperti yang
kurasa. Sedikit demi sedikit akan kubuat mereka tak terlalu ketinggalan jaman.
Kubawa sekian banyak informasi penting yang seharusnya mereka tahu. Aku harap
itu membantu mereka.
Aku yang masih merasakan ketertinggalan jaman. Ingin rasanya kubuat
kotaku tak menciptakan begitu banyak anak dengan “ketertinggalan jaman”
sepertiku. Akan ku buat kotaku lebih maju. Mulai dengan hal kecil yang kubisa
saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar