Selasa, 21 Agustus 2012

ketinggalan jaman?

Kok rasanya aku ketinggalan jaman ya?
Kuliah di luar kota kelahiran menjadikan wawasanku berkembang sedemikian pesat, sehingga aku merasa ketinggalan jaman -__-
Yah, mungkin resiko ya, tinggal di kota kecil yang sejuk di bawah kaki gunung ciremai. Kehidupan yang damai tentram dengan berbagai tradisi yang masih sangat kental membuat perkembangan jaman waktu aku kecil tidak terlalu diserap para orang tua.
Buktinya, aku yang umurnya 20 tahun, setara dan sama dengan seorang anak kota sebut saja contohnya anak Jakarta, rasanya begitu banyak perbedaan.
Aku sewaktu kecil, kata si mamah sih aku jago meliuk-likukan tubuhku. Namun, keterampilan yang kupunya tak terlalu berkembang. Bahkan berhenti begitu saja karena orang tuaku dulu tak terlalu mengerti harus menyalurkan hobi dan keterampilanku kemana, atau bagaimana harusnya.
Tak bisa disalahkan sih, itulah perbedaan kehidupanku dulu di sebuah kota kecil dan teman sebayaku yang di kota besar. Bisa dilihat bahwa di kota yang sudah maju pesat dengan perkembangan jaman, banyak sanggar keterampilan seni atau apapun itu namanya yang menampung para bibit-bibit muda yang berpotensi untuk bisa maju. Jika dulu di kotaku ada sanggar tersebut, mungkin aku jadi atlet lompat indah, pebalet, pelatih senam atau apalah itu yang berkaitan dengan keterampilan seni keindahan gerak tubuh. Tapi, itu bukan jalanku nampaknya. Yasudahlah, itu dulu. Sekarang aku yakin punya kemampuan lain yang bisa aku kembangkan.
Aku yang dari kota kecil, dengan wawasan seadanya yang kupunya sekarang. Aku pergi ke perantauan dengan banyak pertanyaan yang jawabannya kuharap akan kudapatkan ditempatku mencari ilmu dan kehidupan itu. Kadang keinginanku dan pertanyaan-pertanyaanku sangat ekstrem sehingga akan membuatku mencoba “sesuatu” yang menurutku menarik tapi tak pantas aku tahu. Begitulah yang aku lihat di kota perantauanku. Untungnya, aku adalah seorang analisis yang akan memikirkan semua yang kuperbuat terlebih dahulu. Jika itu menurutku baik aku lakukan tentu aku lakukan. Namun, tetap saja aku merasa ketinggalan jaman.
Tak hanya mengenai wawasan tentang kehidupan. Tentang agama yang ku anut selama 20 tahun saja aku tak begitu mengetahuinya. Di kota perantauanku sekarang aku sedikit demi sedikit membuka kedalaman agamaku. Ternyata semua yang kuanggap baik tak selamanya baik untukku. Yang baik adalah yang sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT dan sesuai Al-Quran kitab suci yang selama ini hanya kupunya. Tak pernah aku baca. Kadang ketertinggalan jaman yang kurasa semakin membuatku begitu ingin tahu. Mengenai agama saja aku baru banyak tahu sekarang ini. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Aku rasa aku masih bisa memperbaiki semuanya. Memperbaiki ketertinggalan jamanku saat ini.
Toh, jika melihat kembali ke kota kecil di kaki gunung ciremai tepatnya di rumahku sendiri. Mamahku saja tak tahu apa facebook, apa laptop, apa email. Mungkin aku lebih baik dari mereka. Tapi, di kota besar tempatku merantau apa yang kutahu hanya setitik tinta hijau di sekelilingnya banyak tinta hitam yang lebih jelas dan lebih terlihat daripada yang kupunya. Entahlah. Yang jelas aku memandang aku sekarang sedang belajar. Tidak salah kalau aku belum tahu. Semakin aku tidak tahu, semakin aku ingin belajar dan semakin aku mencari tahu apa yang aku tak tahu. Aku harap apa yang kulakukan tetap dijalan yang benar. Sesuai ketentuan yang telah dicatatkan di kitab suciku Al-Quran yang sekarang lebih sering aku baca. Ku harap Allah SWT akan mengampuni dosaku dulu akibat ketidaktahuanku tersebut. Allah SWT maha tahu aku yakin itu, Dia akan senantiasa membantuku memperbaiki semua kesalahan akibat ketidaktahuanku itu. Semoga.
Semakin mendalami “ketertinggalan jaman”-ku ini. Aku bertekat kuat dalam hati memperbaiki semuaanya mulai dari sekarang setelah aku tahu bahwa aku ketinggalan jaman. Adikku yang masih di kaki gunung ciremai dengan segala tradisi dan mitosnya akan sama merasakan ketertinggalan jamanku seperti yang kurasa. Sedikit demi sedikit akan kubuat mereka tak terlalu ketinggalan jaman. Kubawa sekian banyak informasi penting yang seharusnya mereka tahu. Aku harap itu membantu mereka.
Aku yang masih merasakan ketertinggalan jaman. Ingin rasanya kubuat kotaku tak menciptakan begitu banyak anak dengan “ketertinggalan jaman” sepertiku. Akan ku buat kotaku lebih maju. Mulai dengan hal kecil yang kubisa saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar