Selasa, 25 Februari 2014

Bagian 2 : Ketika Catatan Ini Ditemukan

hari itu tak ada angin tak ada hujan. aku hanya ingin pulang. taman indah yang terhampar disepanjang perjalananku membuat aku rileks. hari itu, keindahan taman rasanya ingin kunikmati lebih lama. hingga kuputuskan untuk istirahat sejenak dengan duduk diantara taman yang terhampar itu. entah darimana asalnya. aku menemukan catatan itu. tergeletak begitu saja disampingku. tak ada tandatanda terjatuh atau terlempar dari genggaman sang pemiliknya. seperti sengaja diteruh di sana. sebuah pulpen biru ada disela lembaran buku catatan berwarna abu-abu tersebut. tak ada nama pemilik. tak ada nomor telepon. tak ada selipan foto. hanya sebuah hurup terukir indah dilembar pertama. R. cukup satu huruf itu. lalu, selipan pulpen itu sepertinya menandakan sang pemilik baru saja menuliskan sesuatu. tercatat disana...

Februari 2014

Semangkuk Mie dan Secangkir Kopi

akrabkah kalian dengan dua hal itu?
tidak untukku.
aku sangat membenci keduanya.
aku sangat tak menyukainya.
bukan karena tak sehat.
bukan karena tak enak.
hanya saja...
keduanya mengingatkanku pada hal lain.
hal yang selama ini aku sayangi.
hal yang selama ini aku cintai.
bahkan aku mementingkan keduanya.
namun, semua itu hanya memebriku kesakitan.
mengingatkanku akan kesakitan
hal yang menyakitkan.
bukan hanya mengingatkan.
tapi telah membuatku sakit.
sakit badan.
sakit pikiran.
sakit jiwa.
bahkan menimbulkan kemarahan yang mendalam.
semangkuk mie yang hangat dinikmati saat udara dingin,
telah menjelma menjadi akat tajan yang merasuk dan merusak.
menjalar, mengikat dan membuat tak bisa bergerak
mematikan yang hidup.
membangkitkan kepedihan.
bahkan bernafaspun tak mampu.
bagaimana dengan secangkir kopi?
bukankah menghangatkan juga?
awalnya memang menghangatkan.
lantas apa yang telah diperbuatnya?
candu.
secangkir kopi membuat candu peminumnya.
seakan membuat seseorang sakau dan hanya bisa sembuh dengan meminumnya kembali.
semangkuk mie dan secangkir kopi..
tak pantas aku membenti kalian.
tapi hanya ini yang bisa kulakukan
hanya ini.
entah mengerti atau tidak.
karena inipun tak cukup menjelaskannya.
hanya ini.
andai kalian mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar