Apakah kamu mencari catatan ini?. Apakah kamu mengkhawatirkan catatan
ini?. Kemana aku harus mencari kamu sang tuan catatan?. Selalu saja banyak
pertanyaan muncul ketika aku memikirkan catatan ini. Banyak hal yang ingin aku
tau perihal catatan ini. Sungguh apakah isi catatan ini nyata atau hanya angan
belaka. Entahlah. Aku hanya merasa tersentuh tiap kali aku baca catatan ini. Jika
tak tersentuh bahkan muncul ribuan pertanyaan dari apa yang telah aku baca.
September 2011
Anak kecil menaiki sepeda roda empatnya. Terpancar jelas kebahagiaan
anak tersebut. Rambutnya yang tergerai meskipun tak terlalu panjang. Sorot matanya
bersemangat. Tak ada ketakutan sedikitpun dari matanya. Aku ingin seperti itu,
ingin bebas seperti anak kecil itu. Tak ada beban sedikitpun dipikirannya. Berbeda
denganku saat ini, begitu banyak yang aku pikirkan. Kadang tak tahu apa yang
sedang aku pikirkan.
Seandainya aku bias memilih. Aku tak ingin tumbuh besar seperti saat
ini.
4 September 2011
Kekhawatiranku tak meluluhkan hatimu rupanya. Hanya maaf. Hanya maaf
yang selalu muncul dari bibirmu itu. Rupanya tak sedikitpun kamu tersentuh ya
sayaaang. Sumpah, lama-lama aku tak akan melakukannya lagi. Jangan pernah
salahkan aku jika suatu saat aku benar-benar melakukannya. Aku tak akan
mengkhawatirkanmu lagi. Cukup aku yang tahu. Karena memang itu salahmu.
Aku sudah punya teman sekarang. Temanku adalah sepi. Selamat dating
teman. Aku rasa aku berhak menyambutmu. Karena selama ini aku terlalu pusing akan
apa yang tak pernah orang lain pusingkan. Sungguh aku merasa kehilangan jati
diri. Kemana aku yang dulu. Yang selalu merasa senang apapun yang terjadi. Aku
yang tak pernah menangis. Aku yang selalu cuek. Aku yang periang. Aku yang
pandai meraih orang. Mana aku yang dulu. Sepertinya topeng yang aku pakai
semakin tebal. Aku rasa ini karenamu. Benar kata kakakku yang jauh di bintaro
sana. Dia mengatakan bahwa yang aku butuhkan hanyalah orang yang mau
mendukungku. Yang mau menerimaku apa adanya. Bukan merubah. Harusnya aku tahu
dari dulu. Kakak, tapi aku sudah amat menyayanginya. Tak mungkin aku
meninggalkannya. Bahkan aku akan tak hidup tanpanya. Sungguh. Aku
sungguh-sungguh. Semoga bukan hanya mimpi.
Dewasa dan tumbuh besar memang seharusnya kita alami. Tak bias kita
tolak dan tak bias kita mengulangnya lagi. Itu kodrat manusia yang sebenarnya. Aku
penggemar doraemon. Aku kadang berkhayal bisa menggunakan lorong waktu yang ada
di meja belajar Nobita. Tapi, aku tak menyesal tak bisa melakukan itu karena
aku yakin aku bisa melakukan yang lebih baik dari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar