Kamis pagi
yang sangat dingin tak membuatku menarik selimut kembali. Tak seperti biasanya
karena hari ini perjalanan panjang dimulai pagi ini. Meskipun hujan amat
melemaskan semua anggota badan untuk tetap stay di atas tempat tidur, tapi
tidak denganku. Bahkan pagi ini sudah rapi pakaian hangat dan ransel serta tak
lupa earphone terpasang menemani hari yang gerimis ini.
Perjalanan
dimulai. Kumpul pukul 5.15 pagi. Toleransi keterlambatan sampai pukul 7.00
pagi. Okelah, bisa dimaklum karena hujan. Yang terpenting semua yang ikut telah
duduk di tempatnya masingmasing. Tempat duduk yang kudapat cukup nyaman. Bisa
lihat jalan dan air hujan yang terus membasahi kaca bus ini. Aku duduk dengan
rekan se-rumah. Kami bertiga cukup bahagia. Meskipun melihat sekitar semuanya
berdua dan dengan pasangannya. Tapi aku tak tergoda. Karena kulihat banyak
makhluk merah berekor dan bertanduk disekeliling mereka.
Gitar
mulai dipetik. Alunan lagu ceria sampai sedih dan galau mengiringi perjalanan
panjang kami. Farewell yang akan terkenang sampai mungkin nanti diceritakan
kembali kepada anak dan cucuku. Aku menikmati perjalanan ini dengan tertidur
lelap akibat obat yang kuminum tadi pagi. Yah, badanku cukup tak enak semalam.
Kuputuskan meminum obat lagi pagi ini dan efeknya tertidur lelap dengan alunan
merdu kakak kelas tercintaku di dalam bus ini.
Satu jam
dua jam tiga jam sampai enam jam kemudian aku baru bisa menikmati pamandangan
yang mengesankan untukku. Kota yang penuh dengan gudang-gudang perindustrian dengan
nama-nama besarnya terpajang diatas gedung yang paling tinggi. asap hitam telas
keluar dari gedung yang mengkerucut apakah itu yang disebut cerobong?entahlah.
aku masih menikmati perjalanan ini dengan tersenyum dan bergumam sendiri.
Dan
akhirnya sampailah pada tujuan pertama bus ini diberangkatkan. Terlihat jelas
ada sebuah kapal besar dikelilingi kilauan kebiruan dan pantai. Yah, pantai
adalah tujuan kami. Kami ingin berenang menikmati indahnya laut di kota
perindustrian ini. Kota Anyer dan banyak pantainya. Namun kami memilih pantai
carita. Pantai yang indah dan banyak memberi kami cerita.
Hujan
tibatiba berhenti ketika kami menginjakkan kaki di pantai carita ini. Tak sabar
menyentuh pasir lembut dan air yang asin itu. Tak perlu dikomando semua isi bus
berhamburan ketempat yang sama yaitu pantai. Awalnya aku hanya ingin membasahi
celanaku sampai paha saja. Ku nikmati menggali pasir dan menuliskan namaku
dipasir nan lembut ini. Tapi ajakkan teman untuk membersihkan badanku yang
telah penuh pasir tak bisa aku tolak. Sedikit demi sedikit badanku masuk ke
air. Sampai akhirnya aku memegang pelampung berbentuk donat raksasa ini dan
mengambang di air. Wah, ternyata amat menyenangkan. Matahari pun kian mendekati
air. Menyilaukan tapi indah. Foto menjadi kegiatan wajib yang aku lakukan.
Farewell yang menyenangkan untukku dan mungkin untuk semua yang datang.
Jika waktu
malam tak membahayakan tak ingin rasanya pergi. Deburan ombak yang menyenangkan
akan menjadi monster menyeramkan sore menjelang malam hingga terpaksa kami
harus mengakhiri semua yang sedang kami lakukan. Carita, tunggu aku kembali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar