Jumat, 18 Januari 2013

Carita punya Cerita


Kamis pagi yang sangat dingin tak membuatku menarik selimut kembali. Tak seperti biasanya karena hari ini perjalanan panjang dimulai pagi ini. Meskipun hujan amat melemaskan semua anggota badan untuk tetap stay di atas tempat tidur, tapi tidak denganku. Bahkan pagi ini sudah rapi pakaian hangat dan ransel serta tak lupa earphone terpasang menemani hari yang gerimis ini.

Perjalanan dimulai. Kumpul pukul 5.15 pagi. Toleransi keterlambatan sampai pukul 7.00 pagi. Okelah, bisa dimaklum karena hujan. Yang terpenting semua yang ikut telah duduk di tempatnya masingmasing. Tempat duduk yang kudapat cukup nyaman. Bisa lihat jalan dan air hujan yang terus membasahi kaca bus ini. Aku duduk dengan rekan se-rumah. Kami bertiga cukup bahagia. Meskipun melihat sekitar semuanya berdua dan dengan pasangannya. Tapi aku tak tergoda. Karena kulihat banyak makhluk merah berekor dan bertanduk disekeliling mereka.

Gitar mulai dipetik. Alunan lagu ceria sampai sedih dan galau mengiringi perjalanan panjang kami. Farewell yang akan terkenang sampai mungkin nanti diceritakan kembali kepada anak dan cucuku. Aku menikmati perjalanan ini dengan tertidur lelap akibat obat yang kuminum tadi pagi. Yah, badanku cukup tak enak semalam. Kuputuskan meminum obat lagi pagi ini dan efeknya tertidur lelap dengan alunan merdu kakak kelas tercintaku di dalam bus ini.

Satu jam dua jam tiga jam sampai enam jam kemudian aku baru bisa menikmati pamandangan yang mengesankan untukku. Kota yang penuh dengan gudang-gudang perindustrian dengan nama-nama besarnya terpajang diatas gedung yang paling tinggi. asap hitam telas keluar dari gedung yang mengkerucut apakah itu yang disebut cerobong?entahlah. aku masih menikmati perjalanan ini dengan tersenyum dan bergumam sendiri.

Dan akhirnya sampailah pada tujuan pertama bus ini diberangkatkan. Terlihat jelas ada sebuah kapal besar dikelilingi kilauan kebiruan dan pantai. Yah, pantai adalah tujuan kami. Kami ingin berenang menikmati indahnya laut di kota perindustrian ini. Kota Anyer dan banyak pantainya. Namun kami memilih pantai carita. Pantai yang indah dan banyak memberi kami cerita.

Hujan tibatiba berhenti ketika kami menginjakkan kaki di pantai carita ini. Tak sabar menyentuh pasir lembut dan air yang asin itu. Tak perlu dikomando semua isi bus berhamburan ketempat yang sama yaitu pantai. Awalnya aku hanya ingin membasahi celanaku sampai paha saja. Ku nikmati menggali pasir dan menuliskan namaku dipasir nan lembut ini. Tapi ajakkan teman untuk membersihkan badanku yang telah penuh pasir tak bisa aku tolak. Sedikit demi sedikit badanku masuk ke air. Sampai akhirnya aku memegang pelampung berbentuk donat raksasa ini dan mengambang di air. Wah, ternyata amat menyenangkan. Matahari pun kian mendekati air. Menyilaukan tapi indah. Foto menjadi kegiatan wajib yang aku lakukan. Farewell yang menyenangkan untukku dan mungkin untuk semua yang datang.

Jika waktu malam tak membahayakan tak ingin rasanya pergi. Deburan ombak yang menyenangkan akan menjadi monster menyeramkan sore menjelang malam hingga terpaksa kami harus mengakhiri semua yang sedang kami lakukan. Carita, tunggu aku kembali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar